PERKECAMBAHAN
BENIH/BIJI
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk
tujuan pertanaman. Pada budidaya tanaman pangan utama yang merupakan tanaman serealia, benih sebagai penyambung
kehidupan tanaman sangatlah penting. Oleh karena itu mutu benih harus
diketahui sebelum petani menanam, untuk mencegah kegagalan petani.
Menurut Sajad (1977) dalam konteks budidaya pertanian, benih dapat dipandang
melalui empat macam titik tolak pemikiran, yaitu :
Batasan strukturalMendasarkan pengertian kepada segi anatomi dari
biji. Proses pembentukan biji pada berbagai jenis tanaman tidak sama,
baik disebabkan oleh faktor genetik maupun faktor lingkungannya.
Ketidaksempurnaan dalam proses pembuahan bakal biji akan mengakibatkan
terbentuknya biji yang tidak sempurna. Hal ini akan mengakibatkan
produsen benih mengalami kerugian karena sasaran kuantitatif maupun kualitatif
produksi tidak tercapai.
Batasan fungsional
Bertolak dari perbedaan antara fungsi benih dan biji. Di sini benih
adalah biji tumbuhan yang digunakan oleh manusia untuk penanaman atau
budidaya. Sebagai contoh: gabah dan benih padi mempunyai bentuk fisik
yang sama tetapi berbeda dalam fungsinya. Gabah untuk diberaskan dan
benih padi untuk disemaikan.
Batasan agronomi/budidaya pertanian
Batasan benih sebagai sarana budidaya pertanian mendasarkan pengertian
bahwa di samping penggunaan sarana produksi lainnya yang maju maka benih yang
digunakan harus memiliki tingkat kekuatan tumbuh dan daya kecambah yang tinggi
sehingga mampu mencapai produksi secara maksimum.
Batasan teknologi
Batasan teknologi memberikan pengertian kepada benih sebagai kehidupan biologi
benih. Benih tegasnya suatu tanaman mini yang tersimpan baik di
dalam suatu wadah dan dalam keadaan istirahat. Materi yang membentuk
kulit biji ada berbagai ragam. Perlakuan teknologi sangat penting untuk
menyelamatkan benih dari kemunduran kualitasnya dengan memperhatikan
sifat-sifat kulit bijinya. Benih juga harus diusahakan semurni mungkin
bagi suatu varietas yang disebutkan. Batasan ini merupakan batasan
teknologi yang membatasi bidang teknologi benih untuk tidak berbuat ceroboh
dalam menangani benih.
Benih yang digunakan dalam budidaya tanaman dituntut yang bermutu tinggi,
yaitu sehat dan bersih, sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang
berproduksi optimum dengan sarana teknologi yang maju. Petani sering
mengalami kerugian baik biaya maupun waktu akibat penggunaan benih yang kurang
baik. Karena kita beritikad hendak melindungi petani dari kegagalan benih
maka pengujian benih perlu dilakukan. Salah satu faktor yang mengukur kualitas
benih adalah persentase perkecambahan.
Persyaratan Benih
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.
Benih harus bebas hama dan penyakit.
Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan
biji-biji atau benih lain serta bersih dari kotoran.
Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat.
Mempunyai daya kecambah 80%.
Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.
Kemampuan potensi lapang dari benih untuk keperluan budidaya diharapkan benih
tidak hanya baik tapi juga mempunyai kekuatan tumbuh. Ciri-ciri benih
yang kuat sebagai berikut:
dapat tahan bila disimpan
berkecambah cepat dan merata
tahan terhadap gangguan mikroorganisme
bibit tumbuh kuat, baik di tanah yang basah maupun kering
bibit dapat memanfaatkan persediaan makanan dalam benih semaksimum mungkin
sehingga dari bibit dapat tumbuh jaringan-jaringan yang baru
laju tumbuhnya tinggi
menghasilkan produksi yang tinggi dalam waktu tertentu.
Proses Perkecambahan Benih
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan
morfologi, fisiologi dan biokimia. Tahap-tahap yang terjadi pada proses
perkecambahan benih adalah:
penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma
terjadi kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi
benih
terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat,
lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke
titik-titk tumbuh
asimilasi dari bahan-bahan tersebut di atas pada daerah meristematik untuk
menghasilkan energi bagi pertumbuhan sel-sel baru
pertumbuhan kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian
sel-sel pada titik tumbuh.
Sementara daun belum dapat berfungsi sebagai organ untuk fotosintesa maka
pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam
biji.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih
Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor dalam yang meliputi:
tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan,
serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya.
Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak
mempunyai viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian
tidak akan dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki
cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna. Pada
tingkat kemasakan yang bagaimanakah sebaiknya panen dilakukan agar diperoleh
benih yang memiliki viabilitas maksimum, daya kecambah maksimum serta
menghasilkan tanaman dewasa yang sehat, kuat, dan berproduksi tinggi. Hal
ini perlu dilakukan penelitian, khususnya untuk benih-benih serealia, seperti
padi, jagung, gandum, maupun sorgum. Kami mencoba untuk menampilkan
pengaruh tingkat kemasakan benih terhadap perkecambahan benih meskipun bukan
pada komoditas tanaman pangan namun pada benih tomat sebagai ilustrasi (Tabel
1).
Tabel 1.
Pengaruh
tingkat kemasakan benih tomat (Lycopersicon
esculentum Mill) varitas Money-maker terhadap berat benih,
persentase perkecambahan di laboratorium dan produksi di pot (Sutopo, 1977).
Tingkat
kemasakan buah pada saat benih diambil
Rata-rata
berat
100 biji (gram)
Rata-rata
persentase
Perkecambahan (%)
Rata-rata
produksi
Per tanaman (gram)
Hijau
matang
0.29
64.7
387.40
Merah
masak
0.37
86.2
570.95
Lewat
masak
0.37
83.6
533.59
Ukuran benih
Karbohidrat, protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan penyimpanan
benih. Bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi
embrio saat perkecambahan. Berdasarkan hasil penelitian, ukuran
benih mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada benih
sorgum. Makin besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin
meningkat. Dinyatakan juga bahwa berat benih berpengaruh terhadap
kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya
kecambah pada pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen.
Dormansi
Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah
meskipun diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk
berkecambah. Penyebab dormansi antara lain adalah: impermeabilitas kulit
biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum pada famili leguminosae), embrio
rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan adanya
bahan-bahan penghambat perkecambahan. Benih dorman dapat dirangsang untuk
berkecambah dengan perlakuan seperti: pemberian suhu rendah pada keadaan lembab
(stratifikasi), goncangan (impaction), atau direndam dalam larutan asam sulfat.
Penghambat perkecambahan
Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih.
Contoh zat-zat tersebut adalah: herbisida, auksin, bahan-bahan yang terkandung
dalam buah, larutan mannitol dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi,
serta bahan yang menghambat respirasi (sianida dan fluorida). Semua
persenyawaan tersebut menghambat perkecambahan tetapi tak dapat dipandang
sebagai penyebab dormansi. Istilah induksi dormansi digunakan bila benih
dapat dibuat berkecambah lagi oleh beberapa cara yang telah disebutkan.
Air
Faktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih ada 2, yaitu: sifat kulit
pelindung benih dan jumlah air yang tersedia pada medium sekitarnya.
Jumlah air yang diperlukan untuk berkecambah bervariasi tergantung kepada jenis
benih, umumnya tidak melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya.
Temperatur
Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi
berlangsungnya perkecambahan benih. Temperatur minimum/maksimum adalah
temperatur terendah/tertinggi saat perkecambahan akan terjadi. Di bawah
temperatur minimum atau di atas temperatur maksimum akan terjadi kerusakan
benih dan terbentuknya kecambah abnormal.
Tabel 2.
Temperatur
minimum, optimum dan maksimum untuk perkecambahan beberapa jenis tanaman
(Milfhorpe & Moorby dalam Sutopo, 1993.
Jenis tanaman
Minimum (oC)
Optimum (oC)
Maksimum (oC)
Beras
11
32
38
Jagung
9
33
42
Gandum
4
25
32
Rye
2
25
35
Lucerne
1
30
38
Oksigen
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat
perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida , air dan
energi. Proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen
terbatas. Namum demikian beberapa jenis tanaman seperti padi (Oryza
sativa L.) mempunyai kemampuan berkecambah pada keadaan kurang
oksigen.
Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung pada
jenis tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau
gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yaitu terjadinya
pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil, kecambah pucat dan
lemah.
Kriteria Kecambah Normal dan Abnormal
Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan
kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam
lingkungan yang optimum. Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah
normal dan abnormal.
Kecambah normal
kecambah memiliki perkembangan sistem perakaran yang
baik, terutama akar primer dan akar seminal paling sedikit dua.
perkembangan hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan.
pertumbuhan plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik. Epikotil
tumbuh sempurna dengan kuncup normal.
memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil.
Kecambah abnormal
kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek.
bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang
seimbang. Plumula terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon membengkok,
akar pendek, kecambah kerdil.
kecambah tidak membentuk klorofil.
kecambah lunak.
PERKECAMBAHAN
BENIH/BIJI
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Pada budidaya tanaman pangan utama yang merupakan tanaman serealia, benih sebagai penyambung kehidupan tanaman sangatlah penting. Oleh karena itu mutu benih harus diketahui sebelum petani menanam, untuk mencegah kegagalan petani.
Menurut Sajad (1977) dalam konteks budidaya pertanian, benih dapat dipandang melalui empat macam titik tolak pemikiran, yaitu :
Batasan strukturalMendasarkan pengertian kepada segi anatomi dari biji. Proses pembentukan biji pada berbagai jenis tanaman tidak sama, baik disebabkan oleh faktor genetik maupun faktor lingkungannya. Ketidaksempurnaan dalam proses pembuahan bakal biji akan mengakibatkan terbentuknya biji yang tidak sempurna. Hal ini akan mengakibatkan produsen benih mengalami kerugian karena sasaran kuantitatif maupun kualitatif produksi tidak tercapai.
Batasan fungsional
Bertolak dari perbedaan antara fungsi benih dan biji. Di sini benih adalah biji tumbuhan yang digunakan oleh manusia untuk penanaman atau budidaya. Sebagai contoh: gabah dan benih padi mempunyai bentuk fisik yang sama tetapi berbeda dalam fungsinya. Gabah untuk diberaskan dan benih padi untuk disemaikan.
Batasan agronomi/budidaya pertanian
Batasan benih sebagai sarana budidaya pertanian mendasarkan pengertian bahwa di samping penggunaan sarana produksi lainnya yang maju maka benih yang digunakan harus memiliki tingkat kekuatan tumbuh dan daya kecambah yang tinggi sehingga mampu mencapai produksi secara maksimum.
Batasan teknologi
Batasan teknologi memberikan pengertian kepada benih sebagai kehidupan biologi benih. Benih tegasnya suatu tanaman mini yang tersimpan baik di dalam suatu wadah dan dalam keadaan istirahat. Materi yang membentuk kulit biji ada berbagai ragam. Perlakuan teknologi sangat penting untuk menyelamatkan benih dari kemunduran kualitasnya dengan memperhatikan sifat-sifat kulit bijinya. Benih juga harus diusahakan semurni mungkin bagi suatu varietas yang disebutkan. Batasan ini merupakan batasan teknologi yang membatasi bidang teknologi benih untuk tidak berbuat ceroboh dalam menangani benih.
Benih yang digunakan dalam budidaya tanaman dituntut yang bermutu tinggi, yaitu sehat dan bersih, sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi optimum dengan sarana teknologi yang maju. Petani sering mengalami kerugian baik biaya maupun waktu akibat penggunaan benih yang kurang baik. Karena kita beritikad hendak melindungi petani dari kegagalan benih maka pengujian benih perlu dilakukan. Salah satu faktor yang mengukur kualitas benih adalah persentase perkecambahan.
Persyaratan Benih
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.
Benih harus bebas hama dan penyakit.
Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih dari kotoran.
Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat.
Mempunyai daya kecambah 80%.
Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.
Kemampuan potensi lapang dari benih untuk keperluan budidaya diharapkan benih tidak hanya baik tapi juga mempunyai kekuatan tumbuh. Ciri-ciri benih yang kuat sebagai berikut:
dapat tahan bila disimpan
berkecambah cepat dan merata
tahan terhadap gangguan mikroorganisme
bibit tumbuh kuat, baik di tanah yang basah maupun kering
bibit dapat memanfaatkan persediaan makanan dalam benih semaksimum mungkin sehingga dari bibit dapat tumbuh jaringan-jaringan yang baru
laju tumbuhnya tinggi
menghasilkan produksi yang tinggi dalam waktu tertentu.
Proses Perkecambahan Benih
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Tahap-tahap yang terjadi pada proses perkecambahan benih adalah:
penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma
terjadi kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih
terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titk tumbuh
asimilasi dari bahan-bahan tersebut di atas pada daerah meristematik untuk menghasilkan energi bagi pertumbuhan sel-sel baru
pertumbuhan kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh.
Sementara daun belum dapat berfungsi sebagai organ untuk fotosintesa maka pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih
Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor dalam yang meliputi: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya.
Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna. Pada tingkat kemasakan yang bagaimanakah sebaiknya panen dilakukan agar diperoleh benih yang memiliki viabilitas maksimum, daya kecambah maksimum serta menghasilkan tanaman dewasa yang sehat, kuat, dan berproduksi tinggi. Hal ini perlu dilakukan penelitian, khususnya untuk benih-benih serealia, seperti padi, jagung, gandum, maupun sorgum. Kami mencoba untuk menampilkan pengaruh tingkat kemasakan benih terhadap perkecambahan benih meskipun bukan pada komoditas tanaman pangan namun pada benih tomat sebagai ilustrasi (Tabel 1).
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Pada budidaya tanaman pangan utama yang merupakan tanaman serealia, benih sebagai penyambung kehidupan tanaman sangatlah penting. Oleh karena itu mutu benih harus diketahui sebelum petani menanam, untuk mencegah kegagalan petani.
Menurut Sajad (1977) dalam konteks budidaya pertanian, benih dapat dipandang melalui empat macam titik tolak pemikiran, yaitu :
Batasan strukturalMendasarkan pengertian kepada segi anatomi dari biji. Proses pembentukan biji pada berbagai jenis tanaman tidak sama, baik disebabkan oleh faktor genetik maupun faktor lingkungannya. Ketidaksempurnaan dalam proses pembuahan bakal biji akan mengakibatkan terbentuknya biji yang tidak sempurna. Hal ini akan mengakibatkan produsen benih mengalami kerugian karena sasaran kuantitatif maupun kualitatif produksi tidak tercapai.
Batasan fungsional
Bertolak dari perbedaan antara fungsi benih dan biji. Di sini benih adalah biji tumbuhan yang digunakan oleh manusia untuk penanaman atau budidaya. Sebagai contoh: gabah dan benih padi mempunyai bentuk fisik yang sama tetapi berbeda dalam fungsinya. Gabah untuk diberaskan dan benih padi untuk disemaikan.
Batasan agronomi/budidaya pertanian
Batasan benih sebagai sarana budidaya pertanian mendasarkan pengertian bahwa di samping penggunaan sarana produksi lainnya yang maju maka benih yang digunakan harus memiliki tingkat kekuatan tumbuh dan daya kecambah yang tinggi sehingga mampu mencapai produksi secara maksimum.
Batasan teknologi
Batasan teknologi memberikan pengertian kepada benih sebagai kehidupan biologi benih. Benih tegasnya suatu tanaman mini yang tersimpan baik di dalam suatu wadah dan dalam keadaan istirahat. Materi yang membentuk kulit biji ada berbagai ragam. Perlakuan teknologi sangat penting untuk menyelamatkan benih dari kemunduran kualitasnya dengan memperhatikan sifat-sifat kulit bijinya. Benih juga harus diusahakan semurni mungkin bagi suatu varietas yang disebutkan. Batasan ini merupakan batasan teknologi yang membatasi bidang teknologi benih untuk tidak berbuat ceroboh dalam menangani benih.
Benih yang digunakan dalam budidaya tanaman dituntut yang bermutu tinggi, yaitu sehat dan bersih, sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi optimum dengan sarana teknologi yang maju. Petani sering mengalami kerugian baik biaya maupun waktu akibat penggunaan benih yang kurang baik. Karena kita beritikad hendak melindungi petani dari kegagalan benih maka pengujian benih perlu dilakukan. Salah satu faktor yang mengukur kualitas benih adalah persentase perkecambahan.
Persyaratan Benih
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.
Benih harus bebas hama dan penyakit.
Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih dari kotoran.
Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat.
Mempunyai daya kecambah 80%.
Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.
Kemampuan potensi lapang dari benih untuk keperluan budidaya diharapkan benih tidak hanya baik tapi juga mempunyai kekuatan tumbuh. Ciri-ciri benih yang kuat sebagai berikut:
dapat tahan bila disimpan
berkecambah cepat dan merata
tahan terhadap gangguan mikroorganisme
bibit tumbuh kuat, baik di tanah yang basah maupun kering
bibit dapat memanfaatkan persediaan makanan dalam benih semaksimum mungkin sehingga dari bibit dapat tumbuh jaringan-jaringan yang baru
laju tumbuhnya tinggi
menghasilkan produksi yang tinggi dalam waktu tertentu.
Proses Perkecambahan Benih
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Tahap-tahap yang terjadi pada proses perkecambahan benih adalah:
penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma
terjadi kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih
terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titk tumbuh
asimilasi dari bahan-bahan tersebut di atas pada daerah meristematik untuk menghasilkan energi bagi pertumbuhan sel-sel baru
pertumbuhan kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh.
Sementara daun belum dapat berfungsi sebagai organ untuk fotosintesa maka pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih
Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor dalam yang meliputi: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya.
Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna. Pada tingkat kemasakan yang bagaimanakah sebaiknya panen dilakukan agar diperoleh benih yang memiliki viabilitas maksimum, daya kecambah maksimum serta menghasilkan tanaman dewasa yang sehat, kuat, dan berproduksi tinggi. Hal ini perlu dilakukan penelitian, khususnya untuk benih-benih serealia, seperti padi, jagung, gandum, maupun sorgum. Kami mencoba untuk menampilkan pengaruh tingkat kemasakan benih terhadap perkecambahan benih meskipun bukan pada komoditas tanaman pangan namun pada benih tomat sebagai ilustrasi (Tabel 1).
|
||||||||||||||||||||||
Ukuran benih
Karbohidrat, protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan penyimpanan benih. Bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio saat perkecambahan. Berdasarkan hasil penelitian, ukuran benih mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada benih sorgum. Makin besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin meningkat. Dinyatakan juga bahwa berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen.
Dormansi
Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab dormansi antara lain adalah: impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum pada famili leguminosae), embrio rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan adanya bahan-bahan penghambat perkecambahan. Benih dorman dapat dirangsang untuk berkecambah dengan perlakuan seperti: pemberian suhu rendah pada keadaan lembab (stratifikasi), goncangan (impaction), atau direndam dalam larutan asam sulfat.
Penghambat perkecambahan
Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih. Contoh zat-zat tersebut adalah: herbisida, auksin, bahan-bahan yang terkandung dalam buah, larutan mannitol dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi, serta bahan yang menghambat respirasi (sianida dan fluorida). Semua persenyawaan tersebut menghambat perkecambahan tetapi tak dapat dipandang sebagai penyebab dormansi. Istilah induksi dormansi digunakan bila benih dapat dibuat berkecambah lagi oleh beberapa cara yang telah disebutkan.
Air
Faktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih ada 2, yaitu: sifat kulit pelindung benih dan jumlah air yang tersedia pada medium sekitarnya. Jumlah air yang diperlukan untuk berkecambah bervariasi tergantung kepada jenis benih, umumnya tidak melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya.
Temperatur
Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi berlangsungnya perkecambahan benih. Temperatur minimum/maksimum adalah temperatur terendah/tertinggi saat perkecambahan akan terjadi. Di bawah temperatur minimum atau di atas temperatur maksimum akan terjadi kerusakan benih dan terbentuknya kecambah abnormal.
Karbohidrat, protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan penyimpanan benih. Bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio saat perkecambahan. Berdasarkan hasil penelitian, ukuran benih mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada benih sorgum. Makin besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin meningkat. Dinyatakan juga bahwa berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen.
Dormansi
Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab dormansi antara lain adalah: impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum pada famili leguminosae), embrio rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan adanya bahan-bahan penghambat perkecambahan. Benih dorman dapat dirangsang untuk berkecambah dengan perlakuan seperti: pemberian suhu rendah pada keadaan lembab (stratifikasi), goncangan (impaction), atau direndam dalam larutan asam sulfat.
Penghambat perkecambahan
Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih. Contoh zat-zat tersebut adalah: herbisida, auksin, bahan-bahan yang terkandung dalam buah, larutan mannitol dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi, serta bahan yang menghambat respirasi (sianida dan fluorida). Semua persenyawaan tersebut menghambat perkecambahan tetapi tak dapat dipandang sebagai penyebab dormansi. Istilah induksi dormansi digunakan bila benih dapat dibuat berkecambah lagi oleh beberapa cara yang telah disebutkan.
Air
Faktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih ada 2, yaitu: sifat kulit pelindung benih dan jumlah air yang tersedia pada medium sekitarnya. Jumlah air yang diperlukan untuk berkecambah bervariasi tergantung kepada jenis benih, umumnya tidak melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya.
Temperatur
Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi berlangsungnya perkecambahan benih. Temperatur minimum/maksimum adalah temperatur terendah/tertinggi saat perkecambahan akan terjadi. Di bawah temperatur minimum atau di atas temperatur maksimum akan terjadi kerusakan benih dan terbentuknya kecambah abnormal.
Tabel 2.
|
Temperatur
minimum, optimum dan maksimum untuk perkecambahan beberapa jenis tanaman
(Milfhorpe & Moorby dalam Sutopo, 1993.
|
||||||||||||||||||||||||
|
Oksigen
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida , air dan energi. Proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen terbatas. Namum demikian beberapa jenis tanaman seperti padi (Oryza sativa L.) mempunyai kemampuan berkecambah pada keadaan kurang oksigen.
Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil, kecambah pucat dan lemah.
Kriteria Kecambah Normal dan Abnormal
Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang optimum. Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah normal dan abnormal.
Kecambah normal
kecambah memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik, terutama akar primer dan akar seminal paling sedikit dua.
perkembangan hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan.
pertumbuhan plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik. Epikotil tumbuh sempurna dengan kuncup normal.
memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil.
Kecambah abnormal
kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek.
bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang seimbang. Plumula terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon membengkok, akar pendek, kecambah kerdil.
kecambah tidak membentuk klorofil.
kecambah lunak.
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida , air dan energi. Proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen terbatas. Namum demikian beberapa jenis tanaman seperti padi (Oryza sativa L.) mempunyai kemampuan berkecambah pada keadaan kurang oksigen.
Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil, kecambah pucat dan lemah.
Kriteria Kecambah Normal dan Abnormal
Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang optimum. Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah normal dan abnormal.
Kecambah normal
kecambah memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik, terutama akar primer dan akar seminal paling sedikit dua.
perkembangan hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan.
pertumbuhan plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik. Epikotil tumbuh sempurna dengan kuncup normal.
memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil.
Kecambah abnormal
kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek.
bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang seimbang. Plumula terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon membengkok, akar pendek, kecambah kerdil.
kecambah tidak membentuk klorofil.
kecambah lunak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar